Wikipedia

Hasil penelusuran

Jumat, 13 Januari 2017

GAMBARAN

GAMBARAN UMUM PT BANK CENTRAL ASIA, Tbk

   Sejarah dan Perkembangan BCA
BCA secara resmi berdiri pada tanggal 21 Februari 1957 dengan nama Bank Central Asia NV. BCA telah melewati berbagai ujian untuk dapat menjadi bank swasta nasional terbesar dan menjadi pilihan masyarakat untuk melakukan transaksi financial. Pada pertengahan tahun 1997 terjadi peristiwa yang mengguncang perkembangan BCA, krisis keuangan di Thailand pada pertengahan tahun 1997, memicu krisis nilai tukar di Negara Asia lain seperti Korea Selatan, Malaysia, Filipina, dan Indonesia. Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika yang pada awal tahun 1997 relatif stabil Rp. 2.450,- per 1 US $ merosot drastis akibat semakin tingginya aktivitas spekulasi. Puncaknya pada akhir Januari 1998, rupiah mencapai Rp. 16.000,- per dollar. Akibat depresiasi rupiah ini, kondisi ekonomi Indonesia melemah dan kepercayaan masyarakat semakin menurun.
            Penutupan 16 bank swasta nasional untuk pemerintah menyebabkan keguncangan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga perbankan. Pada awal November 1997 terjadi penarikan simpanan (rush) dari masyarakat yang khawatir terhadap dananya di bank, keadaan yang tidak membaik terus menimbulkan ketidakpuasan di masyarakat yang menuntut mundurnya Presiden Soeharto. Peristiwa penembakan mahasiswa Trisakti pada pertengahan Mei 1998 telah memicu terjadinya kerusuhan, sekitar 200 cabang BCA di seluruh Indonesia rusak dibakar, dilempar batu, atau bahkan dijarah.
            Setelah peristiwa tersebut, BCA mengalami “rush”, yaitu penarikan dana besar-besaran oleh nasabah yang panik, BCA akan tutup karena mengalami kerugian akibat peristiwa yang berkepanjangan ini membuat BCA tidak sanggup lagi menahan derasnya arus penarikan dana, kemudian terpaksa meminta bantuan pemerintah Indonesia, sebagai konsekuensinya BCA di ambil oleh Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) menjadi “Bank Take Over”.
            Selama hampir 2 tahun BCA diambil alih oleh BPPN dan selama masa itu BCA menjalani program rekapitulasi dan restrukturisasi, pada tanggal 25 April 2000 BPPN menyerahkan kembali kepada Bank Indonesia yang berarti bank BCA telah sehat kembali, setelah dinyatakan “sehat” BCA mengambil langkah besar dengan menjadi perusahaan terbuka. Hingga saat ini BCA terus melakukan upaya untuk memperkokoh kepercayaan masyarakat, sebagai bank transaksi maupun lembaga Intermediasi Finansial.
            Sejalan dengan deregulasi sektor perbankan di Indonesia, BCA mengembangkan jaringan kantor cabang secara luas dengan mengembangkan berbagai produk dan layanan maupun penerapan teknologi informasi, seperti menerapkan online system untuk Jaringan Kantor Cabang BCA, menggunakan teknologi canggih seperti IBS (Integrated Banking System) yang memungkinkan seluruh cabang terhubung dalam jaringan secara online sehingga transaksi dapat dilakukan di cabang BCA mana saja di seluruh Indonesia dan memiliki sumber daya manusia yang professional dibidangnya, serta meluncurkan Tabungan Hari Depan (Tahapan) BCA, dan mengembangkan alternatif jaringan layanan melalui ATM BCA(Anjungan Tunai Mandiri atau Automated Teller Machine) yang berkembang secara pesat.
Dalam perkembangannya, BCA merupakan bank swasta nasional terbesar saat ini di Indonesia dan menjadi salah satu aset nasional yang penting dalam menunjang perekonomian dan memiliki jaringan kantor yang tersebar di hampir seluruh kota besar di Indonesia serta memiliki produk yang inovatif dan kompetitif memberikan pelayanan yang SMART, profesional, sesuai dengan standar layanan BCA kepada nasabahnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar